Sejarah Desa
Desa Pucungwetan berdiri abad ke-18 atau tahun 1.800 masehi, awalnya Desa Pucungwetan masih merupakan hamparan hutan/tanah yang ditumbuhi kayu dan semak belukar, kayu yang tumbuh sebagian besar adalah kayu jenis pucung/pohon pucung.
Pada zaman dulu ada seorang pengembara bernama Gudip dan para pengikutnya yang mendirikan pemukiman di sebelah timur hutan yang banyak ditumbuhi pohon pucung, timur dalam bahasa jawa berarti wetan sedangkan pucung adalah nama pohon, sehingga Pucungwetan bisa diartikan sebuah pemukiman yang berdiri di sebelah timur hutan pucung/hutan yang banyak ditumbuhi pohon pucung.
Pada awal mula berdiri, Desa Pucungwetan terdiri atas 3 dukuh yaitu Dukuh Pucungwetan, Dukuh Pandak Kidul dan Dukuh Pandak Lor. Pusat pemerintahan berada di Dukuh Pucungwetan, namun pada suatu saat perumahan/pemukiman warga terkena tanah longsor yang disebabkan tanah di sekitar pemukiman merupakan perbukitan, sehingga pusat pelayanan masyarakat/kantor dan balai desa dipindahkan di pinggir jalan raya, hampir bersamaan dengan berdirinya SD Inpres/SD 2 Pucungwetan pada tahun 1965. Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya jumlah penduduk maka sampai pada saat ini Desa Pucungwetan menjadi terdiri atas 5 dukuh. Padukuhan baru yang melengkapi peta administrasi Desa Pucungwetan adalah Dukuh Kalimangli yang dulunya bernama Tlimbeng dan Dukuh Wonosari yang dulunya bernama Serang Jarak.
Sejarah ini ditulis berdasarkan cerita para tokoh masyarakat secara turun temurun. Salah satu narasumber yang menjadi rujukan penulisan sejarah Desa Pucungwetan adalah Sekdes Pucungwetan periode 1980-2009 yaitu Bapak Martoyo yang menceritakan sejarah berdirinya Desa Pucungwetan kepada Sekdes Pucungwetan periode 2010 - 2016 Bapak Sukardi.